Mitos tentang Penciptaan Alam Semesta


MITOS PENCIPTAAN


Mitos adalah sebuah cerita yang terjadi pada masa lampau dan mengacu pada cerita tradisional, yang menafsirkan tentang alam semesta (seperti penciptaan tentang alam semesta dan keberadaan mahluk di dalamnya). Pelaku utama dalam mitos biasanya adalah para dewa, manusia, dan pahlawan supranatural.

Mitos penciptaan merupakan mitos yang menceritakan tentang adanya dewa pencipta, yang memisahkan langit dan bumi, serta menciptakan manusia baik dari tanah liat, ranting, keringat, bahkan kutu dari dewa pencipta itu sendiri (Wilkinson & Philip, 3007, hal. 18). Dalam kebudayaan Mesir Kuno, dewa pencipta ini adalah Amun-Ra, sedangkan dalam kebudayaan suku India Keres di Amerika, dewa pencipta mereka dikenal dengan nama Thinking Woman yang menciptakan alam semesta lewat pikirannya. Kepercayaan Kristen lewat mitos penciptaan selama enam hari juga termasuk dalam mitos penciptaan melalui kekuatan pikiran para dewa.

Selain melalui kekuatan pikiran, ada beberapa kebudayaa yang memiliki mitos bahwa dunia diciptakan dari air yang tidak berujung, bahwa tanah akan muncul dari genangan air ini. Mitos penciptaan Babylonia menceritakan bahwa dunia dan isinya tercipta dari pertemuan air laut dan air tawar. Suku Ainu di Jepang juga percaya bahwa pada awalnya dewa menciptakan Kotan-kor-kamuy mengurus berang-berang dari surga untuk menyelam ke dalam air dan mengambil tanah untuk membuat dunia.

Dalam kepercayaan Hindu, dewa Brahma adalah sumber dari segalanya dan penciptaan adalah proses berulang secara kontinu. Ketika Brahma bangun, dunia dan isinya akan tercipta, sedangkan ketika Brahma tidur, maka seluruh dunia dan isinya akan hilang. Konsep penciptaan adalah proses berulang ini juga dipercayai oleh masyarakat Norwegia, bahwa perang akhir yang di kenal dengan nama Ragnarok akan menjadi suatu awal dunia yang baru. Dan mitos inipun digunakan untuk menceritakan penciptaan suatu negara, yaitu seperti :

      • ·         Mitos Penciptaan Jepang (Kojiki (712) dan Nihon Shoki (720) 
                                

Dalam mitologi Jepang, mitos penciptaan Jepang (Tenchi-kaibyaku, secara harfiah “penciptaan langit dan bumi”) adalah kisah yang menggambarkan kelahiran legendaris dari dunia selestial dan kreatif, kelahiran dewa pertama dan kelahiran kepulauan Jepang.


Pada mulanya alam semesta terbenam dalam suatu materi (kekacauan) yang dipukuli dan tak berbentuk, tenggelam dalam keheningan. Kemudia ada suara yang menunjukan pergerakan partikel paling ringan naik tetapi partikelnya tidak secepat cahaya dan tidak bisa naik lebih tinggi. Dengan demikian cahaya berada di puncak Alam Semesta, dan di bawahnya, partikel-partikel pertama membentuk awan dan kemudia surga yang di sebut takamagahara (Dataran Tinggi Sungai). Sisa partikel yang belum naik membentuk massa yang besar, padat, dan gelap, untuk di sebut bumi.

Ketika Takamagahara terbentuk, lima dewa pertama mitologi jepang muncul :
·      Amenominakanushi
·      Taka-mi-musuhi
·      Kami-musuhi
·      Umashi-ashi-kabi-hikoji
·      Ame-no-toko-tachi
Kelima dewa ini, yang dikenal sebagai Kotoamatshukami, muncul secara spontan, tidak memiliki jenis kelamin tertentu, tidak memiliki pasangan (Hitorigami) dan bersembunyi setelah kemunculan mereka. Dewa-dewa ini tidak disebutkan dalam mitologi lainnya.
            Kemudian dua dewa lainnya muncul :
·      Kuni-no-tokotachi
·      Toyo-kumono
Dewa-dewa ini juga muncul secara spontan, tidak memiliki jenis kelamin yang jelas, tidak memiliki jenis kelamin yang jelas, tidak memiliki pasangan, dan bersembunyi saat lahir.
Kemudian, lima pasang dewa dilahirkan (dengan total sepuluh dewa), masing-masing pangan terdiri dari dewa laki-laki dan dewa perumpuan :
·      Uhijini, dan adik perempuannya (dan istrinya) Suhijini
·      Tsunuguhi, dan adik perempuannya (dan istrinya) Ikuguhi
·      Otonoji, dan adik perempuannya (dan istrinya) Otonobe
·      Omodaru, dan adik perempuannya (dan istrinya) Aya-kashiko-ne, dan
·      Izanagi, dan adik perempuannya (dan istrinya) Izanami.
Semua dewa dari Kuni-no-koto-tachi hingga Izanami secara kolektif disebut Kamiyonanayo (tujuh generasi lain).
Setelah penciptaan langit dan bumi, munculnya dewa-dewa purba ini, Izanagi dan Izanami kemudian menciptakan kepulauan Jepang (Kuniumi) dan melahirkan sejumlah besar dewa (Kamiumi).

Makna dari  mitos penciptaan adalah untuk menyakinkan orang dahulu akan adanya dewa yang menciptakan alam semesta ini.














DAFTAR PUSTAKA

 



 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Karya Ilmiah Tentang Dampak Kebudayaan Asing Terhadap Kehidupan Manusia

Unsur/Senyawa Terbaru yang Bermanfaat Bagi Kehidupan Manusia

Tugas Matematika & Ilmu Alamiah Dasar - KLASIFIKASI ILMU PENGETAHUAN