TUGAS BULAN KE-3 (MAKALAH TENTANG GANGGUAN KEJIWAAN)
MAKALAH
GANGGUAN KEJIWAAN PADA MANUSIA “SKIZOFRENIA”
Disusun Oleh :
Nama : Silvia Anggraeni
NPM : 17519072
JURUSAN
ILMU PSIKOLOGI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2019
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah
memberikan kenikmatan dan karunianya sehingga penyusun mampu menyelesaikan
tugas makalah ini dengan tepat waktu. Semoga dengan adanya makalah ini dapat
menambah ilmu dan pengetahuan.
Dalam
pembuatan makalah ini, penulis mendapatkan informasi dari beberapa pihak.
Dengan itu pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada beberapa pihak karena telah membantu penulis dalam
pembuatan penulisan ini, sehingga pembuatan makalah ini dapat diselesaikan.
Semoga
makalah ini dapat membantu dan memberikan pengetahuan yang lebih luas bagi para
pembaca. Penulis sadar bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis meminta maaf dan meminta masukan
demi perbaikan pembuatan penulisan dimasa yang akan datang.
Depok, 28 oktober 2019
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR......................................................... i
DAFTAR
ISI........................................................................ ii
BAB
I PENDAHULUAN.................................................... 1
A. Latar
Belakang............................................................................. 1
B. Rumusan
Masalah........................................................................ 1
C. Tujuan
Penulisan.......................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN..................................................... 3
A. Definisi
Gangguan Kejiwaan Skizofrenia................................... 3
B. Karakteristik
atau Gejala Skizofrenia.......................................... 5
C. Penyebab
terjadinya Skizofrenia................................................. 7
D. Alternatif
Penanggulangan Skizofrenia...................................... 7
DAFRTAR
PUSTAKA....................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Skizofrenia
merupakan gangguan jiwa karena terganggunya keseimbangan pada emosi dan
pikiran,dan gejalanya ditandai dengan adanya distorsi realita, disorganisasi
kepribadian yang parah, serta ketidakmampuan individu berinteraksi dengan
kehidupan sehari-hari. Hampir 1%
penduduk dunia mengalami skezofrenia dalam hidup mereka.
Skizofrenia
diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, antara lain Skizorenia tipe ta
terorganisir (Disorganized Type),
tipe Paranoid, tipe Residual, tipe Katatonik, dan tipe yang tak terinci (Undifferentiated Type). Menurut Maramis
(2009), seseorang yang terdiagnosa Skizofrenia Hebefrenik atau yang biasa
disebut tak terorganisir memiliki gejala tingkah laku kacau, pembicaraan kacau,
afek datar, serta adanya disorganisasi tingkah laku. Hal ini tentu saja akan
menghancurkan kondisi penderita baik fisik maupun psikologi.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa itu Gangguan Kejiwaan Skizofrenia?
2.
Bagaimana karakteristik atau gejala yang
dialami oleh seseorang yang mengalami Gangguan Kejiwaan Skizofrenia?
3.
Apa penyebab terjadinya Gangguan
Kejiwaan Skizofrenia?
4.
Alternatif atau cara apa yang digunakan
untuk melakukan penyembuhan gangguan kejiwaan Skizofrenia?
C.
TUJUAN
PENULISAN
1.
Memberitahukan definisi tentang penyakit
gangguan kejiwaan Skizofrenia.
2.
Memberitahukan bagaimana karakteristik
atau gejela dari Gangguan Kejiwaan Skizofrenia.
3.
Memberitahukan apa saja penyebab
terjadinya gangguan kejiwaan Skizofrenia.
4.
Memberitahukan alternatif atau cara
penyembuhan dari penyakit kejiwaan Skizofrenia.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
DEFINISI
GANGGUAN KEJIWAAN SKiZOFRENIA
Istilah
“Skizofrenia” berasal dari bahasa inggris yaitu “Schizophrenia” yang memilki
arti “Pikiran Terbagi atau Terpecah” dimana hal itu mengacu pada terganggunya
keseimbangan pada emosi dan pikiran.
Seperti
yang dilansir Mayo Clinic dan WebMD, jum’at (22/08/2013), Skizofrenia juga
diartikan sebagai sekelompok gangguan berat pada otak dimana orang akan
menafsirkan realitas dengan abnormal, tidak seperti orang pada umumnya. Orang
yang mengalami hal ini akan mengalami beberapa hal seperti Halusinasi,
Khayalan, dan gangguan pada pemikiran dan prilaku. Mayoritas dari penderitanya
mengalami rasa takut yang luar biasa. Biasanya penyakit ini mulai muncul pada
usia dewasa muda. Skizofrenia bisa dikatan sebagai kondisi yang kronis. Sebab,
penderitanya tidak dapat dilepaskan dari yang namanya pengobatan. Mereka harus
mendapatkan perawatan seumur hidup mereka.
Skizofrenia
dibedakan menjadi empat suptipe, yaitu :
1. Paranoid
Orang
yang akan mengalami hal ini akan sering berkhayal dan mengalami halusinasi,
biasanya pada pendengaran, penderitanya sering mendengar suara-suara pada
telinganya, padahal suara itu tidak ada dan tidak dapat didengar oleh orang
lain. Namun, fungsi intelektual dari penderitanya biasanya relatif normal. Jika
seseorang mengalami paranoid, biasanya penderita lebih sering menunjukan
kemarahan, bersikap acuh tak acuh, dan cemas. Namun, hal ini bisa disembuhkan.
2. Katatonik
Orang
yang mengalami suptipe dari Skizofrenia ini seringkali melakukan kegiatan dan
gerakan yang tidak berarti. Mereka juga akan menarik diri dari lingkungan
sosial. Mereka lebih senang menyendiri dan tidak memilki interaksi dengan orang
lain.
3.
Tidak
Teratur
Jenis
Skizofrenia ini ditandai dengan ucapan dan prilaku yang tidak teratur atau
sulit dipahami, misalnya tertawa tanpa alasan yang jelas. Mereka juga sering
meluapkan emosi yang tidak pantas. Selain itu, orang yang mengalami hal ini
akan terlihat sibuk dengan pemikiran atau persepsi mereka sendiri. Sangat kecil
kemungkinan untuk menyembuhkan Skizofrenia ini.
4. Residual
Orang yang
mengalami hal ini biasanya tidak akan menunjukan gejala-gejala positif dari
penyakit Skizofrenia, seperti Berkhayal, Halusinasi, Tidak Teratur dalam
Berbicara dan Berprilaku. Biasanya, jenis penyakit ini akan terdiagnosa setelah
salah satu dari empat subtipe Skizofrenia telah terjadi.
Penderita yang
mengalami penyakit ini biasanya menunjukan gejala-gejala yang hampir sama
dengan penderita subtipe yang lainnya. Namun, bila penderita sudah menunjukan
beberapa gejala yang dianggap sudah mewakili penyakit ini, maka pengobatan
harus dilakukan dengan cepat. Sebab, bila tidak, hal ini dapat menimbulkan
beberapa masalah lain. Seringkali, penderita ingin berbuat sesuatu yang dapat
menyakiti dirinya sendiri. Bila hal ini tidak berhasil dilakukan, mingkin
penderita akan mencoba membunuh diri.
B.
KARAKTERISTIK
ATAU GEJALA SKIZOFRENIA
Tanda dan Gejala yang
dialami oleh si penderita Skizofrenia seringkali dikaitkan dengan penyakit
mental lannya. Sebab, tanda dan gejala dari penyakit ini memang hampir sama
dengan tanda dan gejala dari penyakit mental lainnya. Sehinggal menyebabkan
penyakit Skizofrenia ini sulit untuk di diagnosa.
Tanda Gejala ini dibagi
menjadi tiga, yaitu :
1.
Gejala
Positif
Fungsi
Otak dari penderita penyakit Skizofrenia akan bekerja lebih aktif atai bisa
dikatakan berlebihan. Hal ini menyebabkan otak bekerja dengan tidak normal.
Akibatnya penderita akan mengalami beberapa hal seperti berikut:
·
Berkhayal
Mereka
memiliki keyakinan yang berbeda dengan orang normal. Mereka akan melihat
realitas yang berbeda pula. Selain itu, penderita juga sering salah menafsirkan
persepsi.
·
Halusinasi
orang
yang mengalami penyakit ini sering berhalusinasi. Mereka seringkali melihat
atau mendengar yang sebenarnya tidak ada.
·
Gangguan Pikiran
Penderita
Skizpfrenia akan kesulitan berbicara dan mengatur pikirannya sehingga hal ini
mengganggu kemampuan berkomunikasi.
·
perilaku tidak Teratur
orang
yang memilki penyakit Skizofrenia sering berbrilaku aneh, seperti anak kecil
yang melakukan hal-hal konyol.
Sering
merasa curiga dan mereka seolah-olah berada di bawah pengawasan yang ketat. Hal
ini menyebabkan mereka merasa tertekan.
2.
Gejala
Negatif
Gejala
ini mengacu pada berkurangnya atau bahkan tidak adanya karakteristik fungsi
otak yang normal. Gejala ini mungkin muncul disertai atau tanpa adanya gejala
positif. Gejala-gejala yang timbul antara lain :
·
Sulit mengekpresikan emosi
·
Menarik diri dri lingkungan sosial
·
Kehilangan motivasi
·
Tidak minat melakukan kegiatan
sehari-hari
·
Mengabaikan kebersihan pribadi
3.
Gejala
Kognitif
Jenis
gejala ini akan menimbulkan masalah pada proses berpikir. Tanda dan gejala yang
mungkin timbul, yaitu :
·
Masalah dalam membuat imformasi yang
masuk di akal dan tidak dapat di mengerti.
·
Sulit berkonsentrasi.
·
Masalah pada memori otak.
·
Masalah suasana hati, seperti depresi,
cemas dan mencoba untuk bunuh diri.
C.
PENYEBAB
TERJADINYA SKIZOFRENIA
Penyebab
pasti dari penyakit ini belim diketahui. Namun, beberapa peneliti percaya bahwa
penyakit ini dapat terjadi akibat unsur kimia pada otak bermasalah, termasuk
Neurotransmiter Dopamin dan Glutamat. Hal ini telah dibuktikan dari sebuah
studi Neoroimaging yang menunjukan perbedaan dalam struktur otak dan sistem
saraf pusat dari penderita Skizofrenia. Selain itu, para peneliti juga percaya
bahwa faktor genetika dan lingkungan turut berkontribusi dalam perkembangan
penyakit ini. Namun, ada beberapa faktor yang tampaknya dapat meningkatkan
resiko penyakit ini timbul dan berkembang, yaitu :
·
Kondisi hidup yang penuh stres.
·
Sering mengkomsumsi obat Psikoatif
selama masa remaja dan dewasa muda
·
Sering terkena paparan Virus, Racun,
atau kekurangan Gizi selama masa Kehamilan, khususnya pada Trimester dan kedua.
D.
ALTERNATIF
PENANGGULANGAN SKIZOFRENIA
Tidak
ada cara pasti untuk mencegah penyakit Skizofrenia. Namun, pengobatan dini
dapat membantu mencegah kekambuhan dan memburuknya gejala yang timbul akibat
dari penyakit ini. Bila tidak diobati, penyakit ini dapat menimbulkan masalah
pada emosi, perilaku, dan kesehatan yang semakin lama akan semakin memburuk.
Beberapa
jenis tes dan ujian yang umumnya dilakukan oleh dokter, antara lain :
·
Tes Laboraturium
Dokter
akan melakukan tes darah, misalnya dengan melakukan penghitungan sel darah
secara lengkap (CBC). Hal ini dapat membantu anda untuk menyingkirkan kondisi
lain yang menimbulkan gejala serupa. Selain itu, dokter mungkin akan
merekomendasikan kepada anda untuk melakukan Skrining untuk Alkahol dan
Obat-Obatan.
·
Tes Pencitraan dengan menggunakan
Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan Computed Tomography (CT) scan.
·
Evaluasi Psikologi
Dokter akan memeriksa
status mental anda dengan cara mengamati penampilan dan sikap anda. Dokter akan
mengajukan pertanyaan seputar pikiran, suasana hati, khyalan, halusnasi,
penyalah gunaan zat, dan potensi percobaan bunuh diri.
Bila dokter telah
menetapkan anda mengalmi penyakit Skizofrenia, dokter pasti akan langsung
merujuk anda untuk melakukan pengobatan. Penyakit ini merupakan suatu kondisi
kronis yang mengharuskan penderitanya untuk melakukan pengobatan seumur hidup
mereka walaupun gejala yang timbul juga telah mereda. Anda dapat pengobatan
dengan cara menggunakan obat-oabatan atau dengan terapi psikososial.
1.
Obat-Obatan
Pengobatan
dasar penyakit Skozofrenia adalah menggunakan obat-obatan. Obata Antipsikotik
adalah obat yang paling sering digunakam untuk mengobati penyakit ini. Jenis
obat ini dapat mengontrol gejala karena obat ini dapat mempengaruhi
Neurotransmiter Otak Dopamin dan Serotonin.
Pilihan
pengobatan juga disesuaikan dengan keadaan dari penderitanya. Bila si penderita
merupakanpribadi yang tidak disiplin dan pelupa, dokter mungkin akan memberikan
obat dengan cara disuntikan, bukan dalam bentuk pil yang sering dilupakan.
Selain
itu, apabila si pendrita adalah peribadi yang gelisah, dokter akan melakukan
pengobatan awal dengan memberikan obat penenang, seperti Benzodiazepin dan
Lorazepam (Ativan), dimana obat tersebut dapat dikombinasikan dengan obat
antipsikotik, berikut beberapa obat yang dapat anda gunakan untuk menangani
penyakit ini:
·
Obat Konversional atau Tipikal Obat
Antipsikotik
Jenis
obat ini memiliki efek samping Neurologis yang berpotensi untuk mengembangkan
gangguan pada gerakan (Tardive Dyskinesia), beberapa macam dari jenis obat ini,
antara lain Chlorpromazine, Fluphenazine, Heloperidol (Haldon), dan
Perphenazine. Selain itu, anda juga dapat menggunakan obat Antipsikotik yang
dapat mengkontrol tanda dan gejala dari penyakit Skizofrenia dengan dosis
serendah mungkin.
·
Obat Antipsikotik Atipikal
Ini
merupakan jenis obat baru yang juga digunakan untuk mengatasi penyakit
Skizofrenia. Obat ini juga banyak disukai karena memilki resiko efek samping
yang ditimbulkan lebih rendah dari pada obat Konversional. Efek samping dari
jenis obat ini antara lain menambah berat badan, menimbulkan penyakit Diabetes,
dan Kolestrol darah menjadi tinggi. Ada beberapa macam obat Abtipsikotik
Atapikal, misalnya Aripiprazole (Abilify), Clozapine (Clozaril, Fazaclo ODT),
Olanzapine (Zyprexa), dan masih banyak lagi.
2.
Perawatan Psikososial
Meskipun
obat-obatan adalah landasan dari pengobatan penyakit Skizofrenia, perawatan
Psikososial juga penting untuk dilakukan, pada perawatan ini, anda dapat akan
melakukan beberapa hal, seperti berikut :
·
Pelatihan keterampilan sosial untuk
meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi.
·
Terapi keluarga yang dapat memberikan
dukungan dan pendidikan bagi keluarga yang berhubungan dengan penderita
penyakit Skizofrenia.
·
Rehabilitas Vokasional atau kejujuran
dan dukungan pekerjaan guna membantu penderita Skizofrenia untuk dapat
mempertahankan pekerjaan mereka walaupun dalam kondisi krisis.
·
Terapi individu, penderita akan diajarkan
untuk mengelola Stress dan mengidentifikasi tanda dan gejala sedini mungkin
supaya mereka dapat menghindari kekambuahan.
·
Melakukan langkah-langkah proaktif,
seperti menghindari penggunaan narkoba, mengurangi stress dan tidur dengan
cukup.
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.ums.ac.id/42152/3/BAB%20l.pdf
DAFRTAR PUSTAKA.......................................................
MAKALAH GANGGUAN KEJIWAAN PADA MANUSIA “ENOSIMANIA”
Disusun Oleh :
Nama : Silvia Anggraeni
NPM : 17519072
JURUSAN ILMU PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kenikmatan dan karunianya sehingga penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu. Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah ilmu dan pengetahuan.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapatkan informasi dari beberapa pihak. Dengan itu pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada beberapa pihak karena telah membantu penulis dalam pembuatan penulisan ini, sehingga pembuatan makalah ini dapat diselesaikan.
Semoga makalah ini dapat membantu dan memberikan pengetahuan yang lebih luas bagi para pembaca. Penulis sadar bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis meminta maaf dan meminta masukan demi perbaikan pembuatan penulisan dimasa yang akan datang.
Depok, 28 oktober 2019
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................... 1
A. Latar Belakang.............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah..........................................................................
C. Tujuan Penulisan............................................................................
BAB II PEMBAHASAN.....................................................
A. Definisi Gangguan Kejiwaan Enosimania...................................
B. Karakteristik atau Gejala Enosimania.........................................
C. Penyebab terjadinya Enosimania................................................
D. Alternatif Penanggulangan Enosimania......................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
gangguan mental atau penyakit kejiwaan adalah pola psikologi atau prilaku yang pada umumnya terkait dengan stress atau kelainan mental yang tidak dianggap sebagai bagian dari perkembangan normal manusia.
Gangguan enosimania ialah keadaan dimana seseorang takut melakukan kesalahan besar, takut mendapatkan kritikan, dan lain-lain.gejala yang di alami, yaitu detak jantung yang tidak menentu, timbul rasa muak, berkeringat, napas menjadi pendek dan cepat.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Gangguan Kejiwaan Enosimania?
2. Bagaimana karakteristik atau gejala yang dialami oleh seseorang yang mengalami Gangguan Kejiwaan Enosimania?
3. Apa penyebab terjadinya Gangguan Kejiwaan Enosimania?
4. Alternatif atau cara apa yang digunakan untuk melakukan penyembuhan gangguan kejiwaan Enosimania?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Memberitahukan definisi tentang penyakit gangguan kejiwaan Skizofrenia.
2. Memberitahukan bagaimana karakteristik atau gejela dari Gangguan Kejiwaan Skizofrenia.
3. Memberitahukan apa saja penyebab terjadinya gangguan kejiwaan Skizofrenia.
4. Memberitahukan alternatif atau cara penyembuhan dari penyakit kejiwaan Skizofrenia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI GANGGUAN KEJIWAAN ENOSIMANIA
Enosimania merupakan kondisi dimana seseorang memilki pre-okupasi atau pemikiran yang terus-menerus bahwa dirinya melakukan kesalahan besar. Orang dengan onesimania juga sering kali merasa takut mendapat kritik dari orang lain.
Terkadang, enosimania sering dianggap positif karena bisa membuat seseorang menjadi lebih teliti, rapi, lebih berhati-hati, dan sebagainya. Namun, bila kondisi ini dianggap berlebihan dan mengganggu aktivitas sehari-hari, hal ini dapat menyebabkan orang tersebut menjadi tidak nyaman dalam melakukan aktivitas sehari-harinya.
Enosimania termasuk dalam penyakit kejiwaan yang tergolong ringan.
B. KARAKTERISTIK ATAU GEJALA ENOSIMANIA
Beberapa tanda dan gejala yang biasanya ditunjukab oleh seseorang dengan emosional antara lain :
· Terdapat perasaan bahwa dirinya telah melakukan kesalahan atau memilki rasa takut akan mendapat kritik.
· Peningkatan frekuensi denyut jantung atau terdapatnya irama jantung yang tidak reguler.
· Produksi keringat yang berlebih.
· Sesak napas.
C. PENYEBAB TERJADINYA ENOSIMANIA
Penyebab dari Enosimania hingga saat ini masih tidak diketahui secara pasti. Akan tetapi, berbagai faktor diduga berperan dalam memicu terjadinya kondisi ini, misalnya faktor genetik, lingkungan sekitar, pengalaman sebelumnya, dan sebagainya.
D. ALTERNATIF PENANGGULANGAN ENOSIMANIA
Seperti berbagai jenis gangguan jiwa yang lainnya, penanggulangan terhadap penyakit gangguan kejiwaan enosimania dapat mencakup konsultasi dengan tenaga medis profesional. Salah satu jenis penanganan yang bisa dilakukan adalah psikoterapi. Diantaranya adalah dengan cara terapi prilaku cognitive behavioral therapy (CBT), dimana dapat dilakukan eksfesional. Selain itu, psikoterapi juga dapat membantu mengembangkan cara praktis untuk menyikapi kondisi ini dengan efektif.
DAFTAR PUSTAKA
https://anggawipat24-wordpress-com.cdn.ampproject.org/v/s/anggawipat24.wordpress.com/2018/06/10/makalah-psikologi-sosial-materi-tentang-gangguan-enosimania/amp/?amp_js_v=a2&_gsa=1&uspq=mq331AQCKAE%3Daoh=15752135157979&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google..
MAKALAH GANGGUAN KEJIWAAN PADA MANUSIA “DEPRESI PERSISTEM”
Nama : Silvia Aanggraeni
Kelas : 1PA10
NPM : 17519072
JURUSAN ILMU PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kenikmatan dan karunianya sehingga penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu . Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah ilmu dan pengetahuan.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapatkan informasi dari beberapa pihak. Dengan itu pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada beberapa pihak karena yang telah membantu penulis dalam pembuatan penulisan ini, sehingga pembuatan makalah ini dapat diselesaikan.
Semoga makalah ini dapat membantu dan memberikan pengetahuan yang lebih luas bagi para pembaca. Penulis sadar bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis meminta maaf dan meminta masukan demi perbaikan pembuatan penulisan dimasa yang akan datang.
Depok, 28 oktober 2019
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................. 1
B. Rumusan Masalahan.................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan.......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN..................................................... 3
A. Definisi Gangguan Kejiwaan Depresi Persistem......................... 3
B. Karakteristik atau Gejala Depresi Persistem................................ 3
C. Penyebab terjadinya Depresi Persistem....................................... 4
D. Alternatif Penanggulangan Depresi Persistem............................ 5
DAFTAR PUSTAKA........................................................... 7
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perasaan dapat dikatakan sebagai keadaan sadar, seperti yang dihasilkan dari emosi, sentimen, atau keinginan. Perasaan timbul karena adanya persepsi dari luar.
Setiap orang memilki perasaan marah, sedih, senang dan yang lainnya. Namun jika seseorang sudah memilki perasaan sedih secara berkepanjangan dan merasa putus asa berarti seseorang itu dapat dikatakan memiliki gangguan kejiwaan “Depresi Persistem”.
Depresi (Major Depressive Disorder) adalah gangguan mood atau suasana hati berupa penurunan perasaan (mudah sedih, senang atau marah dan tersinggung), penurunan motorik (kehilangan motivasi juga ketertarikan terhadap segala hal) dan penurunan proses berpikir (bersikap apatis dan putus asa seakan tak layak lagi untuk hidup).
Depresi persistem atau di sebut dengan persistent depressive disorder (PDD), adalah ganggua kejiwaan yang si penderitanya cenderung merasa sedih dan putus asa yang berlangsung 2 tahun atau lebih.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian dari Gangguan Kejiwaan “Depresi Persistem”?
2. Bagaimana Karakteristik atau Gejala kejiawaan “Depresi Persistem”?
3. Apa Penyebab terjadi Gangguan Kehiwaan “Depresi Persistem”?
4. Alternatif apa dan bagaimana cara penanggulangan dari Gangguan Kaejiwaan “Depresi Persistem”?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Memberitahukan pengertian dari Gangguan Kejiwaan Dpresi Persistem.
2. Memberitahukan apa saja Karakteristik atau gejala dari Gangguan Kejiwaan Depresi Persistem.
3. Memberitahukan apa saja atau bagaimana penyebab Gangguan Kejiwaan Depresi Persistem.
4. Memberitahukan alternatif dan cara penanggulangan dari Gangguan Kejiwaan Depresi Persistem.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI GANGGUAN KEJIWAAN DEPRESI PERSISTEM
Persistent Depressive Disorder (PDD) atau gangguan depresi persisten disebut juga dengan Dysthymia. Berbeda dengan depresi lainnya, jenis depresi ini tergolong kronis.
Orang dengan gangguan Depresi Persisten cenderung merasa sedih dan putus asa secara terus-menerus. Perasaan ini bisa berdampak dalam kehidupan pemderita secara menyeleruh. Mulai dari perubahan suasana hati, perilaku, hingga mengganggu nafsu makan dan tidur.
Akibatnya orang dengan PDD sering kehilangan minat untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Anda mubgkin sebelumnya sangat menikmati pekerjaan anda saat ini, namun gejala PDD justru melunturkan semangat anda.
Hal ini tentu sangat mengganggu kegiatan di sekolah, kantor, hingga merusak keintiman hubungan dengan pasangan.
B. KARAKTERISTIK ATAU GEJALA DEPRESI PERSISTEM
Gejala gangguan depresi persisten sebetulnya tidak jauh berbeda dengan gejala depresi pada umumnya. Namun pada PDD, gejalanya bisa terjadi hampir setiap hari selama bertahun-tahun.
Tanda dan gejala gangguan depresi persisten diantaranya :
· Merasa sedih dan putus asa terus-menerus.
· Susah tidur.
· Gampang tidur.
· Gampang lelah.
· Perubahan nafsu makan.
· Sulit berkonsentrasi.
· Ragu-ragu.
· Kurang minat dalam kehidupan sehari-hari.
· Produktivitas menurun.
· Merasa rendah diri.
· Menghindari kegiatan sosial.
Gejala-gejala PDD tersebut bisa muncul mulai dari masa anak-anak atau remaja. Anak yang mengalami gangguan depresi persisten cenderung lebih mudah tersinggung murung, atau pesimis.
Mereka juga dapat mengalami masalah perilaku sehingga membuat prestasinya di sekolah menurun. Anak dengan PDD juga sulit berinteraksi dengan teman-temannya.
C. PENYEBAB TERJADI DEPRESI PERSISTEM
Penyebab terjadi depresi persistem belum diketahui secara pasti. Namun, para ahli menduga ada beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya PDD, yaitu :
· Ketidak seimbangan zat kimia di otak.
· Riwayat keluarga yang pernah mengalami PDD.
· Pernah mengalami masalah kejiwaan lainnya, seperti kecemasan atau gangguan bipolar.
· Trauma masa lalu, misalnya kehilangan orang yang dicintai atau masalah keuangan.
· Terkena penyakit kronis, seperti penyakit jantung atau diabetes.
· Trauma pada otak, seperti gegar otak.
D. ALTERNATIF PENANGGULANGAN DEPRESI PERSISTEM
Bila anda mengalami salah satu atau beberapa gejala gangguan depresi persisten, segera periksakan ke dokter atau psikiater. Dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan, milai dari pemeriksaan fisik, tes darah, atau tes laboraturium lainnya. Lalu dokterpun akan bertanya seputar kondisi mental dan emosional anda saat ini. Oleh karena itu penderita harus berkata jujur saat mengungkapkan gejala yang dialaminya. Karna akan membantu dokter untuk menentukan apakah anda benar mengalami gejala PDD atau jenis gangguan mental lainnya.
Pengobatan gangguan depresi persisten terdiri dari obat-obatan dan terapi bicara. Kombinasi dua pengobatan tersebut dapat mempercepat proses penyembuhan pasien.
· Obat-obatan
Gangguan depresi persisten dapat diobati dengan berbagai jenis antidepresi, yaitu :
o Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIS), contohnya Fluoxetine dan sertraline.
o Antidepresan trisklik (TCA), seperti amitriptyline dan amoxapine.
o Serotonin and norepinephrine reuptake inhibitors (SNRIA), seperti desvenlafaxine dan duloxetine.
· Terapi bicara
Terapi biacara adalah salah satu pengobatan yang paling banyak dipilih untuk mengatasi gangguan depresi persisten. Tapi bicara ini akan membuat anda belajar mengenai :
o Cara mengetahui penyebab gejala kambuh dari segi emosi atau perilaku.
o Cara mengungkapkan pikiran dan perasaan anda dengan cara yang sehat.
o Mengubah pikiran negatif menjadi positif.
Ada juga kebiasaan yang dapat dilakukan untuk mengatasi gejala PDD, yaitu :
· Olahraga teratur, setidaknya 3 kali seminggu.
· Makan makanan yang sehat, seperti sayur dan buah-buahan.
· Hindari minuman alkohol atau narkoba.
· Terapi akupuntur.
· Minum suplemen tertentu, contohnya suplemen minyak ikan.
· Teknik relaksasi, seperti yoga, tai chi, atai meditasi.
· Menulis jurnal.
DAFTAR PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar